Pertempuran di halaman markas besar itu masih berlanjut hingga saat ini. Pendekar yang menjadi korban dari kedua pihak jumlahnya sudah hampir mencapai seratus orang. Hal itu menyebabkan, di tempat tersebut sekarang telah dipenuhi oleh mayat-mayat manusia yang bernasib malang.
Di sisi lain, meskipun para pendekar Tanah Pasundan yang menjadi korban tidak sedikit, namun hal itu bukanlah suatu gangguan. Malah mereka yang masih bertahan semakin bersemangat lagi.
Semangat untuk mempertahankan negerinya, semangat untuk membalaskan dendam rekan-rekannya.
Di salah satu sudut, Eyang Raga Bayu yang sebelumnya berusaha untuk menuju ke titik utama, sekarang dia malah sedang tertahan. Dirinya dikepung oleh lima belas pendekar Tionggoan yang merupakan anak buah si orang dari seberang.
Penampilan mereka sama. Yang membedakan hanyalah senjatanya saja.