Mendengar jawaban sahabatnya tersebut, Raka Kamandaka tidak tahu harus bersikap bagaimana. Dia hanya bisa tersenyum getir. Pemuda itu memandang ke sekeliling. Ternyata orang-orang yang mengepungnya merupakan pendekar dari Tionggoan.
Hatinya sedikit tergetar ketika menyadari bahwa mereka merupakan pendekar kelas satu. Meskipun benar dirinya sudah mencapai tahap pendekar tanpa tanding, namun kalau harus menghadapi lima puluh orang pendekar kelas satu secara bersamaan, maka untuk keluar sebagai pemenang rasanya sangatlah sulit. Malah bisa terhitung mustahil.
"Kau yakin bisa keluar dari kepungan ini?" tanya Raka kepada sahabatnya.
"Jujur saja, aku sendiri tidak punya keyakinan untuk itu," jawab Arya Saloka sambil tersenyum lembut.