Raka tersenyum dingin. Pedang di tangannya tiba-tiba bergerak aneh. Pedang itu bertambah cepat. Sedetik kemudian, jerit kesakitan terdengar lagi. Dua orang pendekar secara berturut-turut terdorong mundur ke belakang.
Perut mereka sudah bersimbah darah. Wajahnya pucat pasi. Keduanya ingin membalaskan kesakitan itu. Sayangnya mereka tidak sanggup melakukannya.
Tiba-tiba dua pendekar tersebut ambruk ke tanah. Sesaat kemudian, mereka telah tewas karena terlalu banyak kehilangan darah.
Keadaan bertambah menegangkan setelah kematian dua pendekar itu. Enam orang lainnya mulai mengucurkan keringat dingin. Sekarang mereka tahu bagaimana kemampuan pemuda serba putih itu sebenarnya.
"Bocah ingusan, mampus kau!"
Seorang pendekar yang usianya sudah mencapai lima puluh tahun tiba-tiba membentak keras. Sesaat kemudian tubuhnya sudah tiba di depan, sebatang tongkat bergagang tengkorak manusia dihantamkan dari atas ke bawah. Sasarannya kepala.