"Kenapa tidak? Bukankah Perkampungan Pedang Sunyi pun masih dihuni oleh para manusia?" seorang yang berdiri di sebelah kiri berkata sambil tersenyum dingin.
Terkait ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Raka Kamandaka, dia seolah-olah tidak merasa takut. Sedikit pun tidak. Malah terkesan menantang.
"Bagus sekali, aku paling suka dengan orang pemberani seperti kalian. Tapi sayang sekali, walaupun terkesan berani, nyatanya kalian tidak mau menunjukkan wajah," ejek Pendekar Pedang Pencabut Nyawa.
"Soal itu lain lagi. Kalau kau mampu membunuh kami, kemungkinan besar kau akan mengetahui siapa kami sebenarnya,"
"Apakah hanya dengan cara itu saja, baru aku bisa mengetahui siapa kalian ini?"
"Ya, hanya itu saja,"
"Tidak ada cara lain lagi?"
"Tidak ada,"
"Baiklah, kalau begitu silahkan mulai," kata Raka mempersilahkan kedua orang bercadar hitam tersebut.
"Kenapa harus kami yang memulai lebih dulu?" tanyanya.