Malam akhirnya benar-benar tiba.
Malam ini terang bulan. Kebetulan bulan purnama pula. Hal tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi rombongan Pendekar Pedang Pencabut Nyawa. Perjalanan mereka bisa lebih cepat karena diterangi oleh cahaya Dewi Malam.
Di sebuah jalan setapak dekat pinggir hutan, enam kereta kuda sedang berjalan membawa peti mati. Kereta kuda itu dijalankan secara perlahan. Seolah-olah mereka takut mayat di dalam peti itu terombang-ambing oleh jalan yang tidak rata tersebut.
Seperti biasanya, Pendekar Tangan Sakti berjaga di bagian paling depan. Sedangkan Pendekar Pedang Pencabut Nyawa berjaga di bagian paling belakang.
Kedua pendekar muda itu selalu berada dalam keadaan waspada. Mereka siaga terhadap segala kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Jika tidak ada halangan di tengah jalan, perjalanan ke markas utama Partai Pengemis Golongan Putih itu setidaknya membutuhkan waktu sekitar lima hari.