"Bukti?" Arya Saloka kaget saat mendengar ucapan Raka Kamandaka.
"Ehmm, benar," kata Raka mengiyakan.
"Boleh aku lihat bukti yang kau maksud itu?"
Tanpa banyak bicara, Raka segera mengeluarkan sepucuk surat pemberian Cempaka Ungu kepadanya. Pemuda itu langsung memberikannya kepada Pendekar Tangan Sakti.
Arya Saloka kemudian menerima lalu membaca isi surat tersebut. Saat selesai membaca isinya, Pendekar Tangan Sakti kembali menghela nafas panjang dan berat.
"Aii, sudah kuduga. Ternyata dugaannku ini tidak salah,"
Raka hanya diam. Pemuda itu tahu, saat ini dirinya memang tidak perlu bicara.
"Pihak musuh akan melakukan sebuah gerakan lagi. Situasai saat ini sudah terlalu keruh. Untuk membereskannya, tidak ada cara lain kecuali hanya lewat pertumpahan darah,"
Raka tergetar. Ternyata apa yang dia takutkan selama ini terbukti pula.
Pertarungan menjadi jalan keluarnya. Pertumpahan darah kembali menjadi solusinya.