Kentongan ketiga baru saja terdengar. Suasana di hutan itu sangat hening. Sepi. Sunyi. Seakan tiada kehidupan lagi di dunia ini.
Tiba-tiba di atas sana ada dua ekor burung gagak yang terbang melewati goa tempat markas Perkumpulan Sembilan Wanita Langit.
Koakk!!! Koakk!!!
Suaranya nyaring menggelegar. Suara itu juga menambah daya seram di hutan tersebut.
Di dalam ruangan, Raka dan Anggita baru saja selesai melakukan 'kegiatannya'. Kedua nafas muda mudi itu terengah-engah. Seluruh tubuhnya berkeringat.
Mereka merasa sangat kelelahan sekali.
Anggita Mayang rebah di atas dada Raka Kamandaka. Seulas senyuman hangat dia lemparkan untuk pemuda yang telah membuatnya terbuai ke dalam samudera kenikmatan itu.
"Kau memang laki-laki idaman semua wanita," katanya lembut.
"Benarkah?" tanya Raka sedikit bercanda.
"Tentu saja benar. Terimakasih,"
"Terimakasih untuk apa?"