Wushh!!!
Dia menarik kembali seranganya. Sebab kalau serangan itu diteruskan, niscaya nyawanya akan menjadi jaminannya.
Tubuh Suralaya melayang dan sempat berjumpalitan dua kali di tengah udara.
Pertarungan berhenti sejenak.
Raka segera menghampiri Anggita Mayang. Dia melihat wajah pemimpin Perkumpulan Sembilan Wanita Langit itu pucat pasi. Keringat panas dan dingin sudah membasahi seluruh tubuhnya.
Nafasnya terengah-engah.
"Tenangkan dirimu. Jangan terlalu memaksakan diri, serahkan dia kepadaku," kata Raka Kamandaka begitu dirinya tiba di hadapan Anggita.
Gadis itu belum menjawab. Dia sedang berusaha mengatur nafasnya. Setelah berhasil, barulah wanita itu berkata, "Terimakasih, Raka. Aku sungguh berhutang banyak kepadamu,"
"Kau tidak perlu bicara yang tidak-tidak. Semua ini juga sudah menjadi kewajibanku sendiri, jadi jangan terlalu sungkan," jawab pemuda serba putih itu sambil tersenyum hangat.