"Bagus. Akhirnya kalian berani juga memunculkan diri," ejek Pendekar Pedang Pencabut Nyawa sambil tersenyum dingin.
"Ini pun sangat terpaksa. Kalau saja rencana awal tadi berhasil, niscaya kami tidak harus seperti sekarang ini," ejek warga tadi.
"Sayang, semuanya harus gagal bukan? Hemm, betapa kejamnya kalian!"
"Kami tidak kejam. Andai saja rencana tadi berjalan dengan lancar, niscaya para warga itu tidak akan menjadi korban,"
"Omong kosong," bentak Pendekar Pedang Pencabut Nyawa.
Pemuda serba putih itu benar-benar marah sekali. Seolah dia sangat ingin sekali mencincang tubuh orang itu sampai menjadi seprihan daging kecil.
"Katakan siapa kau sebenarnya?"
"Pati Sura,"
"Pati Sura? Pati Sura si Belut Putih?" tanya Eyang Raga Bayu memastikan.
"Selain si Belut Putih, apakah dalam dunia persilatan masih ada Pati Sura lainnya lagi?"
Eyang Raga Bayu menganggukkan kepalanya beberapa kali.