Kejadian itu berlangsung sangat singkat. Seperti halnya sebuah kilat yang menyambar bumi di tengah malam. Cepat, menyeramkan dan tidak pernah diduga.
Darah si Dewa Kegelapan Pertama terus keluar membasahi seluruh tubuhnya. Bau anyir kembali tercium dengan kentara.
Setelah berhasil membunuh satu lawannya yang sangat tangguh, Raka Kamandaka langsung mengambil nafas dalam-dalam. Dia merasa kelelahan. Tanpa terasa keringat sudah membasahi seluruh tubuhnya.
Sekarang Raka bisa bernafas lega setelah beberapa waktu lalu dia berada di dalam keadaan hidup dan mati.
Sementara itu, di sisi lain, si Pedang Pembasmi Malaikat dan Sepasang Belati Perenggut Sukma juga sudah melangsungkan pertarungan sengit melawan tiga orang lawannya.
Masing-masing dari mereka sudah mengeluarkan jurus-jurus pamungkasnya. Sehingga tidak heran kalai pertempuran sudah berlangsung sangat seru dan menegangkan.