Siapa lagi? Tentu saja Eyang Wijaya Kusuma si Pedang Malaikat Pembasmi Iblis.
Selain dia, rasanya belum ada orang yang sanggup melakukannya. Kecuali hanya mereka yang setara dengannya.
Raka sendiri merasa kagum. Untuk beberapa saat lamanya dia hanya berdiri termangu sambil terus memandangi ketiga mayat manusia bernasib malang itu.
Sungguh, mereka adalah orang-orang yang bernasib buruk. Mungkin paling buruk malah.
Awalnya berniat menyerang secara serentak, namun sebelum serangannya mencapai sasaran, mereka malah sudah mampus. Bahkan mungkin ketiganya tidak mengetahui bagaiamana dan dengan ilmu apa lawan dapat membunuhnya.
Kalau dipikir-pikir, bukankah nasibnya sangat buruk?
Untuk ke sekian kalinya Raka kembali memperhatikan luka para korban keganasan Pedang Malaikat Pembasmi Iblis itu dengan seksama.
Luka-luka mereka sangat serasi. Tampak sama, sama sekali. Sedikit pun tidak ada yang berbeda. Panjangnya, lebarnya, semuanya sama.