"Kalau kau sudah membunuh Empat Ketua Perguruan Tombak Sakti, niscaya orang-orang itu tidak akan melepaskan dirimu. Aih, karena diriku, kau malah terjerumus ke dalam masalah yang sangat rumit," kata Candika Sari sambil menghela nafas dengan dalam.
Ada rasa penyesalan di hati gadis itu. Wajahnya juga seketika menunjukkan ekspresi bersalah. Dia mendadak murung. Seperti seorang gadis yang telah merasa bersalah kepada kekasihnya.
Sedangkan di sisi lain, Raka Kamandaka tidak marah. Sedikit pun tidak. Pemuda serba putih itu justru malah tersenyum. Senyuman hangat yang mampu mendatangkan perasaan nyaman bagi siapapun yang melihatnya.
"Kau jangan merasa bersalah seperti itu, Sari. Aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut. Kalau memang orang-orang Perguruan Tombak Sakti tidak akan melepaskanku, hal itu memang sudah seharusnya. Kalau aku berada di posisi mereka, aku juga akan melakukan hal yang sama," jawabnya sambil tersenyum.