Trangg!!!
Sebatang tombak milik Anggalarang mendadak terpental ke belakang. Hampir saja sebatang tombak itu terlepas dari genggaman tangannya.
Kedua muda mudi itu saling pandang. Mereka sama-sama kebingungan.
Siapa yang telah mementalkan sebatang tombak milik Anggalarang?
Belum sempat memikirkan jawabannya, mendadak dari atas wuwungan sebuah rumah, keduanya melihat ada seseorang yang sedang melayang turun.
Orang itu turun dengan anggun. Tubuhnya sangat ringan seperti kapas. Dia melayang sangat sempurna. Persis seperti seorang Dewa.
Tanpa sadar keduanya dibuat termangu dengan apa yang sedang mereka saksikan pada saat ini.
Tetapi hal itu hanya sesaat, karena berikutnya terdengar Anggalarang berkata dengan kasar.
"Orang asing, apakah kau yang sudah mementalkan salah satu tombak milikku?"
"Benar, memang aku,"
"Berani sekali kau. Siapa namamu?"
"Raka Kamandaka …" jawab pemuda yang baru saja turun itu.