Dalam keadaan yang benar-benar genting itulah mendadak terasa ada hawa dingin yang menusuk sampai ke sumsum tulang. Hawa tersebut terus menyeruak ke seluruh tubuh Raka Kamandaka.
Berselang sesaat kemudian, dirinya segera merasakan ada seseorang yang memegang pergelangan tangannya dengan erat.
"Lepaskan pedangmu…"
Sebuah suara halus dan berwibawa terdengar menyusup ke gendang telinga Raka Kamandaka.
Sedetik kemudian, entah bagaimana dan apa yang terjadi, tiba-tiba Pedang Pencabut Nyawa di tangannya mendadak terlepas begitu saja.
"Mundur …"
Suara yang halus berwibawa itu kembali terdengar. Bersamaan dengan terdengarnya suara tersebut, Raka Kamandaka juga merasakan bahwa ada sebuah cekakak tangan yang menghantam telak dadanya.
Hantaman itu terasa lirih tak bertenaga. Namun kenyataan selanjutnya membuat dia tersentak.