Chereads / Pendekar Pedang Pencabut Nyawa / Chapter 128 - Pendekar Pedang Bianglala

Chapter 128 - Pendekar Pedang Bianglala

Ketika dirinya selesai menyantap makanan, seorang pria tua berumur sekitar lima puluh tahun tiba-tiba menghampiri meja Raka Kamandaka.

Pria tua itu segera duduk. Dia langsung memesan sebotol arak. Begitu pesanan arak sudah ada di atas meja, pria tersebut segera memberikan tawaran kepada Raka.

"Kau minum arak?"

"Aku minum sedikit,"

"Bagaimana kalau kita bersulang? Hitung-hitung sebagai perkenalan …" kata pria tua itu sambil tertawa.

"Usul yang bagus. Aku setuju," jawab Raka dengan tertawa pula.

Di dalam kedai makan, kejadian seperti ini bukanlah suatu hal yang aneh. Apalagi bagi mereka para setan arak. Kepada siapapun, orang-orang itu pasti akan melakukan hal serupa. Mereka akn menawarkan arak kepada orang yang memiliki posisi terdekat dengannya.

Menurut anggapan orang-orang tersebut, mencari kawan atau sahabat lewat perantara arak adalah cara terbaik. Selain terbaik, juga merupakan cara tercepat.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS