Banteng Tiga Tanduk dan Tangan Delapan tersentak.
Baru sekarang keduanya tahu kalau pemuda di hadapannya itu ternyata mempunyai kemampuan yang sudah sangat tinggi.
Mereka berseru tertahan, sedetik kemudian tubuh keduanya segera berkelebat ke sana kemari agar dapat menghindarkan dirinya.
Pertarungan di atas wuwungan tidak dapat dihindarkan lagi. Pendekar Pedang Pencabut Nyawa terus mencecar dua orang lawannya. Jurus Seribu Tapak Nanggala Bharatyuddha telah dikeluarkan.
Tapak pemuda itu mendadak terlihat sangat banyak. Seakan dia mempunyai seribu tapak yang dapat dilepaskan secara bersamaan.
Melihat lawannya mengeluarkan jurus tertinggi, Banteng Tiga Tanduk dan Tangan Delapan tidak mau tinggal diam. Keduanya tak mau mati konyol tanpa perlawanan.
"Bagus, keluarkan seluruh kekuatanmu!" kata si Tangan Delapan setengah berteriak.
"Tunjukkan bahwa kau memang sanggup untuk membalaskan dendam itu," kata si Banteng Tiga Tanduk menyambung ucapan rekannya.