Sementara di sisinya, Pendekar Pedang Pencabut Nyawa masih terus bertempur melawan si Tendangan Kilat. Kedua tokoh itu sama-sama tangguh. Masing-masing mempunyai jurus andalannya tersendiri.
Sejauh ini, Raka Kamandaka belum menyerang secara ganas. Dia masih mencoba untuk bertarung sewajarnya. Pemuda itu ingin melihat hingga di mana keinginan lawan untuk membunuhnya.
Tapi setelah sepuluh jurus kemudian, dia menyaksikan bahwa si Tendangan Kilat semakin gencar menggempur dirinya. Tendangan yang dia lancarkan bertambah cepat. Tenaga yang terkandung di dalamnya juga semakin hebat.
Plakk!!!
Pendekar Pedang Pencabut Nyawa terdorong mundur. Perutnya termakan tendangan lawan. Untunglah dia telah menguasai tenaga dalam hingga ke titik sempurna. Sehingga sedahsyat apapun serangan lawan, kalau kemampuannya masih berada di bawah dia sendiri, maka akibatnya tidak terlalu fatal.
Wutt!!!