Keduanya pun sempat terjatuh, tetapi mama Resty sepertinya tidak peduli dengan itu semua. Walaupun demikian di dalam hatinya yang paling dalam mama Resty hendak membantu kedua putrinya untuk berdiri lagi. Tetapi, semua itu ia tahan agar tidak terlihat lemah. hingga ketiga anaknya itu pergi dan menghilang dari hadapan mereka berdua.
Sesudah ketiga anak itu tidak terlihat lagi, barulah kedua orang itu menangis sejadi-jadinya.
Yang paling tidak enak adalah Pak Bramana Putra ia tidak dapat menumpahkan rasa kekesalan hatinya melalui suara maupun gerakan tubuhnya. Sehingga ia tampak terlihat tersiksa berkali-kali lipat.
"Kenapa di saat kita hendak kembali menyatukan keutuhan keluarga kita ada lagi gelombang badai cobaan yang datang menerjang!" ucap Resty dengan sedihnya.
"Kalau saja orang itu kita jebloskan ke dalam penjara, mungkin saat ini hidup kita akan lebih tenang." Keluh Resty sambil memukul diri sendiri.