Mau tidak mau kali ini Wulandari mengikuti apa yang di sarankan oleh si sopir. Ia tidak berbuat ulah lagi seperti yang lalu.
Belum lama di tinggal, kira-kira baru tiga jam, di mulai merasa jengah, tetapi ia harus lakukan semuanya demi dirinya sendiri.
Kata-kata itu yang selalu di ucapkan oleh si sopir sebelum ia pergi. Kini ia gunakan untuk dirinya sendiri. Agar ia tidak bebal.
Ia pun berpikir, "Jika ada orang yang peduli dengan kita, kenapa kita tidak peduli dengan diri sendiri."
Kemudian ia teringat kembali akan kejadian beberapa yang lalu, yaitu orang-orang yang sudah meninggal karena ulahnya dan juga ulah kedua suami istri itu.
Wulandari pun terlihat bersedih.
"Semuanya sudah terjadi." Gumamnya pelan.
Sambil berjalan mondar-mandir di dalam kamar ia berkata lagi, "Seharusnya aku tidak boleh bersembunyi. Aku harus mempertanggung jawabkan apa yang telah aku perbuat."
Tetapi ia merasakan ada suara di dalam hatinya.