Tepat jam tujuh malam Pak Bramana tiba di alamat tersebut.
Ia segera turun dari kendaraannya.
Karena penasaran siapa yang dapat masuk ke dalam rumahnya dan meninggalkan kartu nama itu, ia langsung berlari kecil menuju pintu rumah yang alamatnya ada di kartu nama tersebut.
Sebelum ia menekan bel rumah itu, tiba-tiba pintu rumah itu terbuka dengan sendirinya.
Bersamaan dengan itu terdengar suara perempuan dari balik pintu, "Masuklah. Aku berharap kamu datangnya kemarin ternyata baru hari ini."
Bramana agak ragu dan sangsi ketika hendak melangkah masuk, "Dari suaranya tidak asing." Ucapnya pelan.
"Ini memang aku mas, aku saudaranya Resty." Kata suara itu yang memastikan Pak Bramana untuk melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah tersebut.
Begitu Pak Bramana Putra sudah berada di dalam ruangan tersebut, wajah Pak Bramana terlihat sangat terkejut, lalu katanya dengan suara gugup.
"Jadi ini kamu benaran masih hidup."