Selesai mandi kini ia masuk ke dalam kamar, kaos lag bong abu bermotif api hitam serta celana pendek hitam telah dia kenakan. Kedua otot tangannya yang kekar, mulai terlihat pada pantulan cermin lemari kamarnya. Sesekali ia menyerong ke samping, sembari memamerkan otot pada dirinya sendiri layaknya binaragawan. Puas memamerkan ototnya, dia berjalan keluar lalu duduk di lantai teras depan sembari memberitahu gilirannya untuk mandi.
Pemuda itu menatap Sarah dengan terheran-heran. Padahal, ia sudah mempunyai beberapa style baju di lemari, tapi mengapa ia selalu memakai baju dayangnya? Tapi dia sampingkan hal itu, mungkin saja style tersebut adalah ciri khasnya. Kemudian dia duduk tepat di samping Luna. Aroma shampo mulai terhirup, lirikkan mata yang mempesona serta raut wajahnya yang dingin namun manis seperti es krim, menatap dirinya sejak tadi.
"Mau kupeluk?" tawar gadis itu.
"Tidak usah, apa tadi masih belum cukup?"
"Belum."
"Ya sudah, lakukan sesukamu."