Sorot mata kuning menyala, berpola seperti kompas dan aura emas kehitaman terpancar keluar dari tubuhnya. Kobaran api mulai keluar dari kulitnya, kedua tangannya mengepal memandang mereka berlima. Melihat hal itu mereka sangat ketakutan. Kini mereka sadar, bahwa mereka telah berurusan dengan keluarga yang salah. Seandainya mereka tau lebih awal, setidaknya mereka lebih memilih mencuri dibandingkan harus menyakiti dan mengintimidasi.
"Berani sekali, kacung tikus berdasi seperti kalian menyakiti keluargaku!" geram Fadil membuat mereka berlima sangat ketakutan.
"Ampun-ampun!" ucap kompak mereka berlima meminta belas kasih.
"Kami hanya disuruh, sungguh tidak ada niatan menyakiti keluargamu," ujar seorang lelaki botak berwajah codet.