Satu tahun telah berlalu, kehidupan Fadil semakin membaik dari sebelum. Dulu, kedai Nasi Goreng cabang miliknya yang beroperasi di sebrang terminal kini berubah menjadi sebuah restoran. Restoran tersebut, mengunakan konsep pewayangan dan nuansa Pasundan sebagai hiasan.
Suara khas gamelan, seruling bambu dan kecapi membuat pengunjung restoran menjadi nyaman. Dan restoran tersebut, bernama Cafe Pasundan. Harga yang merakyat, kualitas makan dan kopi bintang dua membuat restoran Fadil tidak pernah sepi pengunjung. Dia dan karyawan bernama Tatang, mengenakan baju batik coklat dan blangkon berwarna Hitam.
"Tang, kamu siapkan pesanan meja nomer tiga. Soal kopi biar aku saja yang buat," kata Fadil kepada bawahannya.
"Siap Raden," ujarnya lalu mengerjakan pekerjaannya dengan lincah.