Bryan Alexander benar-benar menghubungi Mars King setelah ia masuk ke dalam ruang kerjanya. Tak lupa Bryan mengunci pintu kamar kerjanya itu. Ia tak ingin Nisa masuk dan ikut campur urusannya dan Mars. Nisa pasti akan memintanya untuk menahan diri dan tak ikut campur urusan Putri dan Jupiter. Namun Bryan adalah seorang ayah yang memiliki tiga orang putri. Bagaimana bisa ia membiarkan salah satunya terluka?
"Bry? Kamu meneleponku? Suatu kejutan!" ucap Mars dari seberang sana sebelum Bryan mengucapkan apa pun.
"Apa kabar, Mars?" tanya Bryan setelah menghela napasnya. Bryan berjalan ke salah satu sofa dan duduk santai sambil bicara.
"Aku sehat, bagaimana denganmu?"
"Aku baik-baik saja. Kita sudah lama tidak bertemu. Sepertinya kamu belum pensiun?" sapa Bryan masih berbasa-basi. Mars terdengar mendengus terkekeh kecil.