Perlahan Putri melepaskan pagutan bibir Ares padanya lalu sedikit menunduk. Tapi masih ingin terus mencium dan seakan tak mau melepaskan.
"Kakak benar-benar mencintai kamu. Sampai Kak Ares mati, Kakak akan tetap mencintai kamu," bisik Ares kemudian. Putri tak menjawab dan malah meneteskan air matanya.
"Jangan menangis, Sayang. Apa pun alasannya. Kakak gak sanggup melihat air mata kamu." Ares langsung mencium sisi kening Putri dan memeluknya sambil memejamkan mata.
Jupiter yang ikut menyaksikan meski tak mendengarkan apa yang diucapkan oleh Ares, bisa melihat dengan jelas seperti apa sosok Ares yang sebenarnya. Perlahan ia berbalik dan bersandar di dinding koridor. Rasa sesak dan sakit perlahan masuk ke dalam hati yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Jupiter tak pernah menyangka sama sekali, jika Ares bisa mengkhianatinya seperti itu.