"Dad, ada hal penting yang ingin aku sampaikan," ujar Ares begitu serius. Mars ikut cemas memandang Ares.
"Bayi itu bukan milik Samuel Arson melainkan Jupiter!" Mars sontak terperangah mendengar hal tersebut.
"Tidak mungkin!" Mars menyahut tak percaya.
"Jelita yang mengakuinya padaku!" potong Ares dengan cepat. Mars masih terpaku terdiam dan mendengus kesal sampai membuang badannya ke arah lain. Ia jadi bingung dengan situasi Jupiter yang jauh lebih ruwet. Ares hanya diam saja sesaat memperhatikan ayahnya yang sedang berpikir keras.
"Tunggu sebentar! Kalau dia memang hamil bayi Jupiter kenapa Jelita tak mengakuinya padaku?" tukas Mars menunjuk Ares seakan menghakiminya.
"Karena dia takut. Dia takut kamu marah, dia takut Jupiter marah dan semua orang menghakiminya!" tegas Ares lalu melipat kedua lengannya di dada. Mars jadi mengernyit dan memicingkan matanya menatap Ares. Ares balik menatap ayahnya dengan dagu terangkat dan tak gentar sama sekali.