Jupiter merasa jauh lebih nyaman membaringkan punggungnya di ranjang Jelita daripada miliknya sendiri. Ia sudah tersenyum dan menyeringai dari tadi. Sedangkan Jelita ikut tersenyum pada Jupiter.
"Kamu masih harus menerima perawatan," ujar Jelita sambil memperbaiki selimut Jupiter. Jupiter langsung memegang sebelah tangannya dan menggenggamnya.
"Aku mau kamu yang merawat aku. Kamu boleh pasang infus atau kasih obat atau suntikan apapun ke aku. Aku yang dirawat secara pribadi sama kamu," pinta Jupiter dengan lembut.
Jelita menarik napas panjang dan ikut menggenggam tangan Jupiter. Ia sedikit menundukkan pandangan nya. Jupiter pun menjulurkan tangannya lalu menyentuh pipi Jelita untuk menaikkan dagunya agar ia bisa melihat matanya.
"Kenapa kamu diam saja? Sebenarnya apa yang terjadi sampai kamu pergi dari rumah sakit tanpa pamit sama aku?" tanya Jupiter lagi dengan nada yang tidak menghakimi. Jelita menarik napasnya lalu menggeleng kecil.