Ares tak melihat ke belakang karena ia tahu orang-orang yang hendak menyerangnya sebenarnya gentar dan tak memiliki nyali. Ketua Choi sangat kaget melihat tindakan yang dilakukan Ares melumpuhkan saraf salah satu pengikutnya dengan tepat seperti itu.
Dengan wajah dingin, Ares menjambak rambut pria yang sedang berlutut di sebelahnya dan membiarkan dia perlahan kehilangan napas karena jalur pernapasannya ditutup dan salah satu nadinya dipecah dari dalam yang makin memperparah kondisinya.
"Jangan kira aku akan membiarkanmu, ketua Choi. Kau mencoba mengusik dengan mengganggu orang-orang di sekitarku, konsekuensinya akan jauh lebih menyakitkan dari ini!" ancam Ares lalu menoleh tanpa belas kasihan di matanya pada pria yang tengah ia siksa.
"Kau ingin hidup tapi terhina dan lumpuh atau mati?" Ares seperti memberikan pilihan pada pria yang tengah sekarat tersebut. Namun ia tak bisa menjawab karena tenggorokannya tercekat oleh jalur pernapasan yang makin menyempit.