Jupiter sebenarnya tak ingin Jelita pergi. Apa lagi ia juga kesal karena ada yang menginterupsi waktunya bersama Jelita.
"Ada yang datang?" Jupiter mengernyit dan pintu di depan terdengar terbuka.
"Biarkan saja!" Jupiter hendak mencium lagi tapi Jelita menghindar dan makin menolaknya.
"Aku harus lihat dulu siapa. Aku rasa itu ibuku! Dia bisa masuk ke dalam." Jupiter hanya bisa menghela napas kesal dan menegakkan duduk sambil bersandar di sofa tempat mereka berciuman. Jupiter masih belum lengkap memakai pakaiannya. Ia memakai kemeja tapi tak mengancingnya. Birahinya naik lagi jadi tak sempat lagi berpakaian.
"Sebentar aku lihat dulu!" ujar Jelita kemudian dan bangun dari sofa lalu berjalan ke luar kamar sambil memperbaiki jubahnya. Jelita menyanggul acak rambutnya dan memakai tanktop serta hot pants di balik jubah satinnya.