Bab 215. Omong Kosong dari perjuangan
Setelah aku menaruh harapan yang begitu besar apakah pada akhirnya ku harus berhenti berharap. Apakah pada akhirnya ku harus menyerah, menerima semua apa yang memang seharusnya aku terima.
Chika sangat terpukul sekali dengan keputusan Alex. Untuk kedua kalinya enggak di situ merasa kecewa dengan Alex.
" kenapa kamu menawari kebahagiaan untuk menelepon ibu besar, sedangkan pada akhirnya kita hanya akan berpisah.
Kemana kesungguhan kesungguhan yang pernah kamu ucapkan itu, bahkan belum ada satu bulan kata-kata itu kamu ucapkan tapi kenapa hari ini sudah berubah.
Ada apa denganmu kenapa kamu memilih untuk menyerah, kenapa kamu menjadi pengecut itu!" ucap Chika.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering panggilan masuk dari sang kakak.
"Halo!" ucap Chika.
" kamu di mana dek biar kagak jemput ya, kakak khawatir kalau sama terjadi sesuatu yang buruk sama kamu!" ujarnya.