"Ajeng!"
Greeeeeeeek!!
Suara itu terdengar tidak begitu keras seperti suara pengumuman yang dikeluarkan oleh sang Juri yang memiliki kekuatan pengendalian atas elemen petir, serta juga suara teriakan yang keluar dari mulut gadis yang memiliki nama Ajeng itu pun sepertinya terdengar jauh lebih dan nyaring daripada suara yang ditimbulkan oleh sebuah celah yang sedang bergerak menutup di tembok pembatas tersebut kali ini.
Namun tetap saja, suara yang timbul dari gerakan di tembok pembatas itu tetaplah bisa terdengar dengan sangat jelas di kedua gendang telinga ku, mengingat akan bahwasanya diriku sekarang ini sedang berdiri tepat di depan tembok pembatas itu, yabg merupakan sumber dari suara yang sedang terdengar di kedua gendang telinga ku tersebut saat ini.