Chereads / Fire Dragon Tamer / Chapter 3 - Heaviria

Chapter 3 - Heaviria

Secercah cahaya menghapus pekatnya gelap, menampilkan langit-langit ruangan yang terbuat dari lembaran papan kayu yang tertata rapi. Menyapu pandangannya, Arian menemukan bahwa ruangan yang dia tempati hanya berisikan sedikit barang-barang tua yang terbuat dari kayu berwarna cokelat tua.

Di dinding ada sebuah pedang, busur, tombak, dan tongkat. Berdiri di sudut ruangan, sebuah lemari kayu tua menampilkan dua pintunya yang tertutup rapat. Warna benda-benda tersebut seolah telah mengisyaratkan satu hal yang sama.

Lapuk!

Tatapan Arian terpaku pada busur yang tergantung di dinding kayu. Sebuah senyuman samar kemudian muncul di bibirnya melihat benda tua yang seolah akan patah kala benangnya ditarik tersebut. Tatapan penuh nostalgia juga tersirat dari mata sang pemuda yang kini mengenakan sebuah jaket kulit sederhana dengan rambut dan mata merah itu.

Busur itu adalah rekan berburu pertamanya selama Beta tester!

"Aztareilla sekarang, apakah masih sama?" Sebuah pikiran terbesit di benak Arian. Saat itu, dia bersusah payah beradaptasi dengan lingkungan ketika baru memasuki permainan. Itu bukanlah jalan mudah yang ada di anggapan orang-orang.

Jika semua masih sama, maka kesempatan untuk menjadi pemain ahli seperti di masa lalu akan semakin besar.

Tanpa berkata, Arian berdiri dari tidurnya. Langkah kakinya berjalan ke busur tua dan tangannya terulur mengambilnya. Sesaat kemudian, sebuah jendela item muncul di benak si pemuda.

———

Busur Kayu Tua (Busur Level 1)

Daya serangan : 5

Durabilitas : 100

Jarak : 10 yard

Catatan : Sebuah busur tua yang dapat dengan mudah patah jika benangnya ditarik terlalu keras.

———

Tentu saja itu hanya omong kosong. Di Aztareilla, daya tahan akan tergantung durabilitas yang dimilikinya. Nilai 100 menunjukkan bahwa durabilitas yang cukup untuk levelnya yang sekarang.

Jika terjadi benturan dengan senjata dengan daya serang sama, maka perlu dua puluh kali untuk mematahkannya. Tapi, apakah mungkin sebuah busur akan berbenturan sebanyak itu dalam pertempuran?

Hanya idiot yang akan memakai busur dengan gaya bertarung seorang pendekar pedang, kan?

Setelah mengambil busur tua itu, Arian membuka pintu ruang kamarnya dan memasuki ruang tamu. Di sana, sesosok pria tua dengan postur membungkuk dan berdiri dengan tongkat dapat dlterlihat. Arian menatap pria tua itu untuk membuka identitasnya.

———

Nama : Erga [Level 1]

Status : Penasehat Kepala Desa Heaviria.

Catatan : Seseorang yang tidak bisa bertarung, tetapi memiliki pemikiran cerdas. Ahli mengelola wilayah, tetapi lemah dalam rencana pertempuran.

———

"Selamat pagi, Tuan Muda!" Pria itu mengucapkan salam begitu melihat Arian menatapnya. Di wajahnya yang keriput, senyuman tulus tanpa tersadar telah terpancar.

Jika Arian tidak memiliki pengalaman dalam identifikasi pemain dan NPC (Non-Player Character) di Aztareilla selama Beta tester, kemungkinan dia akan menganggap pria tua di hadapannya adalah pemain. Memang, NPC Aztareilla tidak memiliki perbedaan lain dengan para pemain kecuali mereka memiliki kristal biru yang tersemat di pakaian mereka. Tepatnya, di daerah jantung.

"Un ... selamat pagi. Erga, bagaimana keadaan sekarang?" Arian bertanya. Tujuannya adalah untuk memicu misi pertamanya sebagai seorang lord.

Mendengar pertanyaan Arian, ekspresi bagus yang diperlihatkan Erga perlahan memudar. Ekspresi yang kini terpasang di wajahnya mengandung sedikit kejutan, tetapi perlahan menjadi suram saat dia berkata. "Para bandit semakin merajalela dan banyak warga memilih untuk meninggalkan desa. Saat ini, Heaviria hanya memiliki delapan pasang keluarga yang belum melangkahkan kaki keluar."

Ekspresi pria tua itu membuat dahi Arian berkerut, tetapi kemudian dia akhirnya menggelengkan kepalanya pelan dan berkata. "Tidak masalah, semua akan segera berakhir sekarang. Ngomong-ngomong, berapa banyak persediaan kita saat ini?"

"Kami hanya memiliki 2000 emas, 100 kayu, dan 50 daging."

"Masih seperti dulu, kah?" Dalam hati Arian merasa lega karena persediaan itu sudah cukup. Setelah itu, dia memeriksa inventaris wilayah dan menemukan sebuah item berupa batu hitam di sana.

Basic Knight Order!

Arian tanpa ragu mengeluarkan item tersebut yang kemudian berubah menjadi batu bulat dengan ukuran genggaman tangan. Itu terlihat keras, seolah palu Godam sekalipun tak akan mampu membuatnya bergetar. Akan tetapi ....

Krak!

Suara retakan langsung terdengar begitu Arian meremasnya. Di bawah tatapan Erga, batu hitam tersebut tiba-tiba berubah menjadi bola cahaya putih yang memancarkan sinar redup. Seketika, bola itu melesat ke udara—menembus atap ruangan dan langsung menghilang ke angkasa.

"Apa itu tadi ,Tuan Muda?" Tatapan Erga terlihat bingung melihat apa yang telah terjadi.

"Basic Knight Order. Itu adalah alat pemanggil para ksatria dari berbagai penjuru tempat. Namun karena itu memiliki kelas terendah, kemungkinan hanya lima ksatria yang akan datang." Arian tahu bahwa NPC seperti Erga tidak akan tahu apa item yang baru saja dia lihat, karena itu Arian memberikan sedikit penjelasan.

Di Aztareilla, Knight Order tidak akan bisa memanggil ksatria langsung di depan mata. Itu, bagaimanapun akan sangat tidak normal. Oleh karena itu, sistem akan memunculkan ksatria-ksatria itu dalam radius tertentu dari wilayah pemanggil dan membuatnya datang ke lokasi.

Itu membuat seolah para ksatria itu tiba dari tempat yang jauh, yang sejalan dengan hukum Aztareilla di mana beberapa normalitas tetap dipertahankan.

Sayangnya, bagaimana Erga tahu? Dia hanya tahu bahwa itu luar biasa. "Tuan Muda mampu memanggil para ksatria. Bukankah itu artinya ...."

Hati tuanya bergetar dengan kegembiraan. Di masa lalu, para bandit telah memberikan pukulan demi pukulan serius terhadap Heaviria. Bahkan kepala desa sebelumnya berakhir tewas di tangan mereka selama konfrontasi yang menyebabkan Heaviria di ambang kehancuran.

Tapi siapa sangka bahwa Tuan Muda yang awalnya tidak menonjol akan menunjukkan pesonanya sekarang? Memanggil para ksatria, bukankah hanya orang dengan status tertentu yang bisa melakukannya?

Ketika hatinya tenggelam dalam suka cita, kedua matanya menatap Arian yang berjalan ke sudut ruangan. Di sana, dua buah buku tua tergeletak di sebuah meja kayu dengan lemari kecil di sampingnya.

Tatapan Arian menyapu kedua buku tersebut, kemudian mengambil salah satunya tanpa ragu-ragu. Seketika itu pula, suara sistem terdengar di pikirannya untuk pertama kali selama di Aztareilla.

"Apakah anda ingin menerapkan Seni Penembak Surga?"