Chi Gui dengan bingung menoleh ke arah Qin Sheng. "Bukannya dia sudah mau mengobatimu?"
Bagaimanapun, Chi Gui pernah tinggal di kota besar Jing untuk waktu yang cukup lama. Meskipun hanya mendengar desas-desus yang beredar, ia tahu bahwa di samping Fu Si ada seorang pengawal profesional kelas dunia.
'Hal seperti membalut luka ini sangat gampang, mungkin hanya seperti menghirup udara bagi pengawal itu, 'kan?'
Fu Si melirik Qin Sheng sambil berkata, "Dia tidak bisa."
Qin Sheng terdiam…
'Aku bisa!!!'
'Ini adalah penghinaan yang besar bagi profesiku!'
'Rasanya aku ingin membantah!'
Qin Sheng berteriak dengan keras di dalam hatinya.
Namun di bawah tekanan tatapan Tuan Fu, Qin Sheng hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan sedih. "Maafkan aku, aku kurang paham dengan hal-hal seperti ini. Di antara kita bertiga, hanya Nona Chi yang merupakan mahasiswa medis profesional…"
Tatapan Chi Gui perlahan-lahan kembali ke wajah Fu Si yang menunjukkan ekspres 'lemah lembut dan sedikit memelas' itu.
Chi Gui berpikir sebentar, kemudian berkata, "Kalau aku yang melakukannya, mungkin akan sedikit sakit, kamu yakin?"
Fu Si tertawa, kemudian dengan malas mengubah posisi berbaringnya agar Chi Gui bisa lebih mudah mengobati lukanya.
Chi Gui mengambil kotak obat yang ada di meja, mengeluarkan alat desinfeksi dan mulai membersihkan luka Fu Si dengan profesional
Fu Si melihat gadis yang berada di depannya itu. Chi Gui memiliki kulit yang putih, tetapi pupil matanya sangat hitam, bulu matanya panjang, pembawaannya yang dingin, seolah-olah tidak ada yang bisa membuatnya peduli di dunia ini.
Tiba-tiba, Fu Si ingin melihat bagaimana wajah Chi Gui berubah drastis.
Fu Si mengulurkan tangannya, dengan ringan mengait beberapa helai rambut Chi Gui, nada yang rendah pun terdengar di telinga gadis itu, "Bisa dibalut oleh kamu, rasa sakit seperti ini…"
Ekspresi Chi Gui tetap tidak berubah, ia mengoleskan obat anti inflamasi pada bagian terdalam luka Fu Si.
Fu Si pun kesakitan, "Aw!"
Qin Sheng pun bergidik ketika melihat hal itu!
'Kejam sekali!'
'Cara Nona Chi mengobati Tuan Fu Si kasar sekali...hanya melihatnya saja aku sudah merasa sakit!'
Qin Sheng menelan air liurnya, dengan hati-hati meminta ampun untuk bosnya, "Nona, Nona Chi… apa bisa lebih lembut sedikit?"
"Hmm?" Chi Gui mengangkat matanya dengan tenang, "Lembut? Aku tidak bisa."
"..." Qin Sheng terdiam.
Fu Si tertawa dengan ringan, "Haha!" Wajahnya sangat pucat karena rasa sakit yang tajam itu, tetapi jari tangannya tetap tidak melepaskan helai rambut Chi Gui.
Ujung jari Fu Si melingkarkan helai rambut hitam Chi Gui. Pupil matanya gelap bagaikan langit malam dan sosok gadis itu tercermin di matanya. Ada jejak pesona tak berujung yang tak dapat dijelaskan.
Chi Gui merasa sedikit aneh.
Suhu jari Fu Si seakan mengalir melalui rambutnya, menuju lubuk hatinya. Hal itu membuat hati Chi Gui terbakar hingga detak jantungnya menjadi tak beraturan.
Perasaan seperti ini adalah yang pertama bagi gadis itu.
Chi Gui mempercepat gerakan tangannya. Tidak butuh waktu lama, gadis itu sudah membalut luka Fu Si dan langsung berdiri.
"Sudah, beberapa hari ini jangan terkena air." Setelah memberi peringatan, Chi Gui pun pergi tanpa menunggu jawaban Fu Si.
Qin Sheng kebingungan, "Apakah dia memiliki rencana atau hal yang mendesak?"
Fu Si tertawa, jari tangannya dengan lembut menyentuh perban kasa yang dibalut dengan rapi oleh Chi Gui.
Suhu tangan gadis itu seperti masih tetap terasa pada tangannya.
'Jari-jari Chi Gui yang ramping dan halus, tetapi cara kerjanya sangat cepat dan kejam, sama sekali tidak ada ampun…'
Qin Sheng melihat wajah Fu Si yang pucat, "Dia masih seorang pelajar, cara kerjanya masih kurang profesional. Tuan Fu, ke depannya biar aku yang mengobati Anda."
Fu Si mencibir, dengan lamban mengangkat lengannya yang terluka itu, mengambil kotak rokok yang ada di atas meja, lalu mengambil sebatang tanpa menghidupkannya.
Mata Fu Si bagaikan laut dalam, ia menoleh keluar jendela dengan penuh makna. Melalui jendela itu, ia bisa melihat punggung Chi Gui yang ramping dan dingin menjauh.
Fu Si mengagumi pemandangan itu untuk sesaat, kemudian baru membuka mulutnya sambil tertawa, "Dia sengaja."