"Jinyi, penggemarmu menggemaskan sekali."
Yan Jinyi menjawab dengan bangga, "Tentu saja. Aku kan sangat menggemaskan, bagaimana mungkin mereka tidak menggemaskan juga?"
"..."
'Dia masih sangat narsis.'
Keduanya berjalan di sepanjang jalan selama beberapa saat.
Salju telah banyak mencair, dan toko-toko mulai buka satu demi satu. Yan Jinyi mendadak merasa sedikit emosional. Hal-hal seperti ini tidak terjadi di zamannya dulu.
Dulu, selama tahun baru, setiap rumah akan dihiasi dengan lampu warna warni, lampion besar, serta kertas merah cerah berisi bait keberuntungan yang ditempel di jendela. Membuat suasana tahun baru terasa sangat meriah.
Sementara tempat ini memberi kesan acuh tak acuh pada setiap orang.
Kota ini dipenuhi dengan orang-orang yang dingin.
"Jinyi, kenapa kamu melamun?"
"Tidak apa-apa." Yan Jinyi kembali tersadar dan melihat ke arah seberangnya.