"Ayo. Kita ngobrolnya jangan di sini." Ratih mengajak Maryani pergi dari depan ruangan profesor Karim. Berbicara di depan ruangan dosen tentu bukanlah hal yang bagus. Sebab, itu bisa mengganggu jika sampai terdengar hingga ke dalam.
Suara ponsel Ratih berdering. Panggilan masuk dari Erlina.
[Assalamu'alaikum, Rat!]
"Wa'alaikumsalam. Kenapa, Er?"
[Lagi di mana?]
"Masih di kampus. Baru selesai. Ada apa?"
[Bisa ke sini, gak? Kita ada di kafe depen kampus nih. Nilam juga di sini.]
"Iya. Ini aku langsung ke sana, ya."
"Kenapa, kak?" Maryani bertanya seusai Ratih mematikan panggilan.
"Erlina sama Nilam ada di kafe depan. Mampir ke sana yuk."
Ajakan Ratih langsung disetujui oleh Maryani tanpa berpikir babibu. Beruntung sekali ia bisa bertemu seniornya yang satu server dengan dirinya.