"Ada yang ingin di makan, Rat?"
"Air putih saja, Mas."
Azzam tersenyum. Kemudian ia memesan tiga macam menu dengan masing-masing dua porsi. Ia tahu jika gadis di hadapannya ini belum makan siang, mengingat tadi bagaimana ketiga rekan kerjanya dengan lahap menikmati makanan yang dibawakannya.
Kini, Ratih tengah duduk berdampingan dengan Eyang. Wanita tua itu memandang jauh ke hamparan tanah yang ditumbuhi rumput serta beraneka bunga bermekaran yang tersaji di depan mata. Sangat luas hingga orang-orang akan mengira itu adalah kebun bunga di atas bukit, bentuk tanah yang bergunduk menjadi poin plus yang menambah kesannya.
Mata tua itu menelaah ke masa silam. Ia berkisah tentang hidupnya yang serba bercukupan kala baru membangun bahtera rumah tangga. Suaminya berasal dari keluarga dengan ekonomi kekurangan, sementara dirinya dari keluarga berada meski hanya dilebihkan dari bercukupan. Suaminya bernama Jahid, Almer Mujahidi, sementara dirinya Maya, Ria Mayasari.