"Aku pulaang!" Erlina berteriak lesu setelah membuka pintu kamar.
Ratih beralih dari layar monitor. "Assalamu'alaikumnya, Erlina. Mukanya kenapa? Kok lecek gitu kayak baju yang belum di setrika."
"Raaaaaat, aku kangen banget sama kamu." Erlina memeluk Ratih dari belakang, bermanja. Bermanja-manjaan dengan Ratih merupakan kebiasaannya jika sedang senang, sedih atau kesal. Hal itu cukup ampuh memperbaiki moodnya. Ratih satu-satunya booster miliknya setelah sang ibu, katanya.
"Mandi dulu sana. Aku buatkan susu cokelat."
Dengan berat hati Erlina melepaskan pelukannya dan melempar tubuhnya ke kasur. Bibirnya mengerucut tak suka. Meluruhkan sedikit penat yang merongrong tubuh.
"Jangan tiduran dulu, kamu bau keringet. Ntar nempel di kasur lagi." Ratih menarik tangan Erlina, membuat gadis itu dengan berat hati untuk bangun dan bersungut menuju kamar mandi. Kebiasaan Ratih yang bundable banget itu tidak memberinya toleran sedikit saja untuk berlaku jorok.
~***~
"Nih!"