"Assalamu'alaikum. Gadis-gadis cantik. Kami boleh ikut bergabung?"
Ratih dan Erlina sontak menoleh pada sumber suara dan menjawab salam serentak. Keduanya melemparkan roman yang berbeda. Erlina dengan wajah jengahnya dan Ratna dengan wajah tidak tahunya dibalik ekspresi dingin. Ratih mengenal sesorang yang mengekor di belakang, tapi tidak mengenal pria yang mengajukan tanya.
"Aduh maaf ya pak, Zibran. Sepertinya tempat kami tidak memungkinkan. Silakan cari tempat lain," jawab Erlina dengan nada ketus khas menyebalkan miliknya.
"Di sini masih ada bangku kosong. Biarin gue duduk di sini." Yang dipanggil Zibran baru saja akan duduk ketika kursi dengan cepat dimonopoli oleh Erlina, ditarik. Menyebabkan pria bersangkutan mengurungkan niatnya untuk duduk.
"Ini kursi untuk pak Khalil. Silakan Anda cari sendiri kursi yang lain," sarkasnya, "mari silakan duduk pak Khalil," lanjutnya dengan nada suara yang melembut. Mempersilahkan pria yang disebut Khalil itu untuk duduk.