"Aku tidak pernah memintamu untuk melakukan ini jadi kenapa aku harus melakukan itu," ketus Hakim tanpa mengalihkan fokusnya dari tangan dan mata yang sibuk bekerja.
"Tapi ibu kamu memintaku untuk membawakanmu makanan."
"Aku tidak merasa meiliki ibu. Ibuku telah lama berpulang, jangan gunakan dia sebagai alasan. Jika perempuan itu yang memintamu melakukannya maka jangan pernah datang lagi."
Gadis itu terdiam, ia tidak tahu bagaimana harus membalas. Semua dalih yang ia punya tidak ada yang mempan.
"Kalau begitu. tidak bisakah kamu menggapnya sebagai ketulusanku saja? Aku sungguh mencintaimu, Hakim. Dari dulu, kenapa kamu tidak pernah melihat ke arahku?"
Gadis itu berdiri dan menuju ke arah meja Hakim dan berdiri tegak di hadapannya. manik beningnya menatap lurus ke arah wajah pemuda itu.