Erlina merotasikan bola matanya untuk mencari tempatnya duduk, ternyata semua bangku telah penuh dan kini dirinya menjadi pusat perhatian hampir semua orang. Barangkali karena ia lancang berteriak pada atasannya itu. Ya, tidak heran bila ia menjadi pusat perhatian dalam sekali tindakan bila mengingat siapa identitas pengganggunya itu. Zibran memang laki-laki paling populer di perusahaan ini yang posisinya berada di bawah direktur utama mereka.
Erlina mendapati seseorang melambaikan tangan ke arahnya dari meja kedua dari belakang dan samping kiri tembok. Ia adalah Selina dan dua orang teman lainnya, Tika dan Ida. Mereka bertiga adalah teman yang Erlina dapatkan semenjak ia masuk pada divisi perencanaan itu. Mereka memperlakukannya dengan sangat tulus dan tanpa pandang bulu.