"Ih salah lagi. Ya udah. Terima kasih banyak ya bapak Zibran yang baik hati rajin menabung karena telah membuat karyawannya kena sial mulu, menatng-mentang karyawannya anak magang," ucap Erlina dengan membuat wajahnya jadi seramah mungkin tetap tiap nadanya penuh dengan kejengkelan dan sindiran.
Setelah mengucapkan itu. Erlina berlalu menuju meja kerjanya. Meninggalkan Zibran yang tertawa tanpa suara sembari memegang perutnya. Wajah jengkel gadis itu selalu menjadi hiburan terbaik yang ia miliki di kantornya ini.
~***~
Kaki jenjang Azzam mensegerakan langkah lebarnya dari ruang loby menuju ruang kerjanya. Ia telah menyita cukup banyak waktunya untuk menemani Ratih menghabiskan waktu dengan eyang tercintanya. Padahal ia memiliki setumpuk pekerjaan yang ditinggalkan begitu saja.