Entah sebab dulu ia begitu ingin balas dendam, wajah anak gadis yang dulu membullinya itu masih lekat dalam ingatan dan sama persis dengan wajah milik Erlina, terlebih ia berasal dari kampung halaman yang sama dan ia yakin hal itu.
Zibran berlari mengejar Erlina begitu ia mendapati gadis itu terburu-buru melangkah keluar. Ia mensejajarkan langkahnya dengan langkah kaki gadis itu yang dipaksakan lebar. Zibran justru melihat geli ke arah Erlina, ia merasa bahwa Erlina lucu dengan usahanya yang berusaha lari dari dirinya.
"Erlina tungguin? Gak bisa ya jalannya pelan-pelan saja?" tanya Zibran dengan manik matanya terpokus pada wajah kesal gadis itu yang kini berjalan sembari menghentakkan kakinya. Entah itu untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak ingin diganggu.