"Pada tiap rangkaian aksara dalam syair do'aku
Terselip namamu diantara barisnya yang syahdu
Tak pernah absen kumengulang rindu yang bisu
Dan, ya, akhirnya…
Pena takdir merangkai namamu dengan namaku
Terbalut manis dalam ruang mahligai
Ragamu milikku dalam ikatan suci
Tetapi hatimu tak pernah menjadi milikku."
Ratih tertegun mendengar syair puisi yang dibaca oleh pemuda yang baru saja tiba itu. Itu adalah syair puisi pada bab pertama novel yang dibacanya. Sebuah syair singkat yang mengisahkan perjalanan mahligai pernikahan tokoh utama dalam novel itu.
Dipandangnya sekilas Azzam yang mendaratkan bokongnya pada sofa empuk di seberangnya saat mengucapkan, "Assalamu'alaikum."
Ratih mengalihkan pandangan ke asal tempat saat menjawab, "Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Lalu pandangannya menunduk, terhenti pada buku bacaannya.