"Pilihan. Kita kerap patah pada persimpangan pilihan yang bercabang. Termangu pada jalan buntu dan lurus, baik dan salah. Padahal tiap pilihan memiliki konsekuensi dan kelebihannya masing-masing."__AYTB
_______________________
"Baik, pak." Anggun menundukkan kepalanya sedikit lalu berlalu pula dari hadapan pria itu. Anggun adalah salah satu dari dua sekretarisnya, keduanya memiliki kinerja yang bagus dan sangat bisa dihandalkan.
Hakim beranjak dari duduknya, menuju dekat jendela besar yang terdapat di belakang kursi mejanya itu. Dari sana, ia bisa melihat kota metropolitan yang begitu padat, berpolusi dan amat panas dengan teriknya matahari siang.
'Ia ingin tante bunda. Aku juga bahkan menginginkannya," gumamnya pelan seolah berbisik pada diri sendiri. Ia tertawa kecil, entah menertawakan takdirnya yang terjalin begitu rumit ataukah menertawakan putrinya yang ternyata juga menginginkan gadis itu.
