Di saat aku menghilang kembali, kapten Santoso pun ikut bingung saat melihat diriku yang juga hilang dari radar. dia pun mulai menunggu dengan kecemasan. Kapten Santoso kemudian menghubungi komandan apakah aku sudah terlihat di cctv. komandan ku pun kembali menjawabnya bahwa aku belum terlihat dan menghilang dari radar. tak lama kemudian, aku pun muncul kembali di radar yang dimiliki oleh kapten Santoso. dan saat itu posisi ku berada tepat di area sekitar rumah sakit yang berada tidak jauh dari asrama. kapten Santoso pun segera menghampiri ku.
Saat kapten Santoso tiba, dia melihat ku dalam keadaan panik, aku pun segera dihampiri olehnya. kemudian dia segera membawa ku kembali ke asrama.
Setelah dijelaskan semuanya oleh kapten Santoso, komandan ku pun menyetujui semua pembicaraan ini. dia mengkonfirmasi bahwa saat ini aku sudah siap untuk dibebastugaskan dari tim Denjaka. kemudian aku dipindahkan ke dalam tim yang bernama Cavalry.
komandan ku pun sudah menyiapkan seluruh barang-barangku dan siap memberangkatkan ku. dan komandan ku berpesan kepadaku bahwa apapun yang terjadi, dia pasti akan selalu ada di dekat ku dan dia berpesan juga kepada ku untuk selalu memastikan diriku selalu dalam keadaan selamat. serta jangan pernah membahayakan nyawaku sendiri. setelah mendengar hal tersebut, aku pun pergi mengikuti Kapten Santoso.
" Kemana kita kan pergi kapten? " dengan rasa penasaran aku bertanya kepada kapten Santoso.
" Saat ini kita menuju ke bandara domestik halim perdana kusuma. " jawab kapten Santoso dengan tegas.
" Sebenarnya Cavalry ini apa? " tanya ku lagi yang masih penasaran.
" Cavalry adalah lembaga militer dibawah naungan PBB yang dipimpin langsung oleh salah satu jenderal tertinggi di indonesia. " jelas Santoso lagi kepada ku.
Aku pun mulai cukup kebingungan saat itu. dan kapten Santoso pun tidak bisa memberitahu ku siapa nama jenderal kami. aku berpikir mungkin hal ini dirahasiakan demi keamanan negara kami. karena jika masyarakat mengetahuinya akan terjadi kekacauan dimana-mana. setelah beberapa menit berlalu, kami pun sampai di bandara halim perdana kusuma. disana kapten santoso segera memerintahkan anak buahnya untuk membawa kembali mobil yang kami pakai dan kemudian pergi ke loket pemesanan tiket untuk memesan tiket pesawat.
" Kemana kita akan pergi kapten? " tanya ku lagi dengan penasaran.
" Papua. " jawab kapten Santoso dengan singkat.
lagi-lagi aku berpikir itu tempat latihan ku dulu. " untuk apa Kita pergi kesana? " tanya ku lagi dan lagi.
" Markas dari Cavalry terletak di papua. " kata kapten Santoso.
" Aaah, rupanya teknologi ini disimpan di sana. " kata ku dalam hati.
" Kau harus pergi ke sana, untuk melakukan beberapa eksperimen. " ucap kapten Santoso lagi sambil tertawa ringan.
Aku pun mulai khawatir saat ini. bahkan aku belum sempat mengabari keluarga ku. bagaimana jika sewaktu waktu mereka mencariku ke asrama. dan aku pun belum sempat berpamitan dengan juni. padahal saat ini aku baru saja berpacaran dengan Juni akan tetapi, aku harus meninggalkan nya. namun aku harus lebih mementingkan tugas ini. karena aku pun juga mengkhawatirkan apa yang akan terjadi kepada negara ku dimasa yang akan datang. mengapa negara ku bisa hancur dan hanya reruntuhan saja yang terlihat.
***
Saat itu aku melihat dari salah satu kaca jendela yang ada di bandara sambil memikirkan lagi bagaimana dengan Juni nanti nya, serta apakah aku harus memberitahukan orang tuaku atau tidak. perasaan khawatir ini semakin berkecamuk dalam benakku. lalu, tiba-tiba salah satu anak buah kapten Santoso menghampiri ku dan berkata " Lapor Letnan, pesawat sebentar lagi akan tiba. kita akan pergi pukul 1 pagi ini dan akan tiba di tujuan sekitar pukul 2.30 pagi. mohon maaf letnan atas ketidaknyamanan ini. kami sebetulnya berharap banyak padamu. kami sangat gembira bahwa akhirnya percobaan ini bisa berhasil. itu artinya pekerjaan kami bersama mu hingga saat ini tidak sia sia. " kata salah seorang prajurit kepada ku. " Oh ya, perkenalkan aku Andi. " jawab prajurit yang bernama Andi itu.
Dia menatap ku dengan penuh rasa bangga. aku pun membalas perkataannya " Aku Jopardi. " kataku kepadanya. Andi pun kembali ingin mengecek keadaan sekitar. dan tiba tiba aku menyadari satu hal kami saat ini berada di halim, namun mengapa kami harus memesan tiket? mengapa tidak memakai pesawat hercules saja? mengapa kami tidak pakai aset militer saja?
" Lapor kapten santoso. mohon penjelasan, mengapa kita tidak menggunakan aset militer saja untuk pergi ke papua? " tanya ku dengan penasaran.
" hahahaha. " tiba-tiba kapten Santoso pun tertawa. " ternyata kau memang pintar Letnan. itu semua tidak bisa kita lakukan sebab kalau meminjam pesawat dari AU, AD, atau pun AL keberangkatan kita akan diketahui dan nyawa mu bisa dalam bahaya. " jelas kapten Santoso. " kita harus merahasiakan perjalanan kita juga kantor pusat kita yang terletak di papua. karena itu adalah aset rahasia, termasuk dirimu. tetapi setelah kita keluar dari papua, semua peralatan militer dan satuan akan membantu kita kembali. sebab tidak boleh ada rekam jejak kita ke papua. " kata kapten Santoso lagi kepada ku dengan jelas.