"Mengawasi? Haha, tenang saja. Jika ada sesuatu yang masuk ke sini. Pasti akan terdeteksi dan terhalangi dengan pelindung di sini. Jadi gak perlu khawatir," ujar pak Tora.
"Mungkin bapak benar," jawab Akira.
Tapi jujur saja. Rasanya ada yang terus menatap ke sekolah ini. Walau rasanya agak jauh dari sini. pikir Akira.
Boom! Suara ledakan yang keras terdengar dari kejauhan dan membuat getaran yang kuat.
"Apa itu?" Akira terkejut.
Nging-nging! suara sirena tanda bahaya berbunyi.
"Semuanya! Cepat masuk kembali ke dalam gedung sekolah!" pak Tora berteriak.
"Hiaaa!" anak-anak di lapangan berteriak histeris dan berlarian masuk ke dalam gedung sekolah.
Kemudian barrier sekolah otomatis nyala dan melindungi sekolah.
Goaar! suara auman yang menyeramkan datang dari kejauhan.
Lalu ada siaran langsung virtual yang muncul di sekolah.
"Perhatian kepada seluruh warga. Diharapkan untuk segera berlindung di tempat yang aman. Saat ini ada monster yang bernama Draho yang sedang menyerang kota. Perlu diperhatikan. Monster ini adalah monster kelas S!" ujar penyiar yang panik.
"Apa!? Kelas S?" guru-guru dan murid-murid terkejut mendengarnya.
"Kepada seluruh Hunter. Diharapkan untuk segera menyerang dan menghabisi Draho!" ujar penyiar dan siaran berhenti.
"Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan mati?" anak-anak murid menjadi panik.
"Kalian semua tenanglah. Kita akan aman di sini!" pak Tora berusaha menenangkan suasana.
"Pak, kenapa monster sekuat itu bisa datang ke kota ini?" tanya Akira pada pak Tora.
"Sejauh yang saya tahu. Monster itu dulunya sudah di segel di sebuah goa yang cukup besar. Para hunter dulu sudah berusaha untuk menghabisinya. Tapi karena dia sangat pandai bersembunyi, akhirnya dia terpaksa harus disegel di sana," jawab pak Tora.
"Kan sudah di segel. Tapi kenapa bisa lepas?" tanya Akira.
"Sepertinya barriernya semakin melemah. Dan juga Draho itu adalah monster kelas S. Jadi tidak sulit baginya untuk merusak barrier itu," jawab pak Tora.
"Tapi kita bisa tenang bukan? Para hunter kan sudah mulai bergerak," ujar Akira.
"Itu yang saya harapkan. Namun sayangnya para hunter kelas atas sedang ada misi ke tempat lain. Hanya tersisa hunter kelas menengah saja sekarang di kota," jawab pak Tora.
"Akh! Kenapa di saat seperti ini mereka malah tidak ada! Sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Akira.
"Tidak ada. Kita hanya bisa terus menunggu sampai semuanya terselesaikan," jawab pak Tora.
Benar. Tidak ada yang bisa dilakukan. Apa lagi bagiku yang tidak punya kekuatan ini. Aku hanya bisa meminta perlindungan dari pada melindungi. pikir Akira yang murung.
Boom! Slash! para hunter sedang bersama menyerang Draho.
"Semuanya jangan lengah! Kita harus fokus! jangan biarkan dia kabur!" ujar teriak hunter A.
"Hahaha, tentu saja. Tidak akan kubiarkan monster ini lepas. Kalau aku berhasil mengalahkannya. Maka aku akan langsung jadi Hunter kelas atas! Huaahaha," ujar hunter B.
"Jangan hanya menyerang saja. Keselamatan warga juga penting. Yang lain bantu aku mengevakuasi mereka semua!" ujar teriak hunter C.
Guaar! Draho mengibaskan ekornya dan membuat para hunter terpental karena kuatnya ekornya itu.
"Kalian!" teriak hunter E terkejut.
"Hiks-hiks. Mama! Papa! Aku takut!" seorang anak kecil menangis ketakutan dan tidak bisa berjalan karena kakinya terluka.
Kemudian Draho melihat anak kecil yang menangis itu dan dengan cepat menghampirinya.
Hunter D yang melihatnya langsung berlari dengan cepat dan memeluk anak kecil itu tepat sebelum Draho mau menangkap anak kecil itu.
Hunter D langsung memasang barrier yang mengelilingi dirinya dan anak kecil itu.
Blitz! serangan listrik keluar dari barrier dan menyerang Draho saat Draho menyentuh barriernya.
Goaarr! Draho mengaum karena marah. Lalu Draho memukuli barrier itu berkali-kali.
Hunter D berusaha menahan barrier itu dengan menyalurkan energinya.
"Hei kalian! Cepat bantu aku. Aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi," ujar hunter D yang sudah kewalahan untuk menahan barrier nya.
Lalu ada cahaya yang menyilaukan dan sangat terang dari atas mereka.
"Maaf sudah menunggu! Hiaah! Elemen cahaya! Light sword!" Hunter F yang dari tadi mengumpulkan kekuatannya. Mengeluarkan serangan pedang cahaya yang sangat besar dari atas dan pedang cahaya itu berhasil menebas dan memotong satu tangan Draho.
"Apa! Hanya satu tangannya saja yang terpotong?" hunter F terkejut.
Kieeek! Draho berteriak kesakitan.
Hunter D langsung menjauh bersama anak kecil itu.
"Terima kasih!" ucap hunter D pada Hunter F.
"Tidak masalah!" jawabnya.
Draho kemudian membuka mulutnya dan menembakkan laser ke sekelilingnya.
"Gawat!" Para hunter yang terkejut langsung memasang barrier namun terlambat dan mereka semua malah terkena serangan Draho dan terpental.
"Huaakh!" mereka kesakitan.
Drap-drap. Draho langsung berlari setelah menyerang mereka semua.
"Hei dia kabur!" ucap Hunter A yang berusaha berdiri.
"Pak, Draho berhasil lolos!" ujar Akira yang melihat siaran langsung.
"Kamu benar. Tunggu sebentar. Arah itu bukannya ... Gawat! Draho sedang menuju ke sekolah ini!" ujar pak Tora.
Anak-anak yang mendengar dan melihatnya pun menjadi semakin panik dan takut.
"Akira, ingat! Kamu harus tetap berlindung di sini. Jangan ke mana-mana!" ujar pak Tora mengingatkan Akira.
"Memangnya kenapa, pak?" tanya Akira terkejut.
"Sebenarnya Draho itu akan menjadi lebih kuat bila dia memakan anak remaja. Apa lagi bagi remaja yang tidak punya kekuatan sepertimu. Kamu akan menjadi sasaran empuk baginya," ujar pak Tora.
Apa? Kenapa aku yang tidak punya kekuatan malah yang menjadi incaran. Akh, andai saja aku punya kekuatan. Setidaknya aku bisa mati dengan perlawanan. Tunggu? Aku masih belum boleh mati. Masih banyak yang harus aku lakukan. setelah berpikiran seperti itu, Akira menampar wajahnya sendiri, lalu berlari ke dalam kelas.
Ia membuka tasnya dan mengambil sebuah alat. "Hm, akhirnya. Aku bisa menggunakan senjata yang sudah lama aku simpan ini. Kukira aku tidak akan menggunakannya lagi," ujar Akira.
Akira mengaktifkan alatnya dan alat itu seketika langsung berubah menjadi pedang yang sangat tajam.
"Wah ini masih sama seperti sebelumnya. Hebat sekali pedang ini. Tapi ini sepertinya berbahaya kalau aku bawa ini berlarian di dalam sekolah. Aku matikan dulu saja deh," Akira pun menonaktifkan pedangnya.
Duar! Sementara itu Draho sudah sampai di depan sekolah dan sedang menyerang barrier yang melindungi sekolah.
Lalu ada pengumuman dari kepala sekolah. "Kepada para guru-guru dan staf sekolah. Segera berkumpul di depan sekolah dan menyerang Draho itu dari dalam. Dan bagi murid-murid yang memiliki kekuatan dengan serangan yang kuat untuk membantu mempertahankan sekolah," ujar kepala sekolah.
Guru-guru, star dan para murid pun bergegas menuju ke depan sekolah.
Lalu Akira melihat pak Tora yang sedang berlari menuju pintu masuk sekolah.
"Pak Tora! Tunggu aku!" ujar Akira.
"Akira! Kenapa kau mengikutiku? Tetap di dalam saja. Jangan keluar!" ujar suruh pak Tora.