Chereads / The Power Of Us / Chapter 20 - Kekuatan baru! teman selamanya! (Tamat/End)

Chapter 20 - Kekuatan baru! teman selamanya! (Tamat/End)

"Aku ingin bertarung," ujar Akira serius.

"Apa yang kau pikirkan, Akira. Itu bukanlah sesuatu yang bisa kau hadapi. Monster itu dia kelas S! Kita pasti akan langsung mati bila melawannya," ujar pak Tora melarang Akira.

"Biarkan saja dia ikut bertarung, pak." ujar Petra datang bersama dengan Ruby.

"Kalian? Apakah kalian ikut bertarung?" tanya pak Tora.

"Benar kami akan ikut bertarung, tentunya Akira juga ikut bersama kami," ujar Ruby.

"Tapi. Kalian tahu sendiri ian. Akira ini tidak punya kemampuan apa pun. Maaf bila bapak kamu tersinggung, Akira." jawab pak Tora.

"Tidak masalah, pak." jawab Akira.

"Justru itulah yang menjadi kelebihan bagi dirinya. Dia itu sudah berlatih sangat keras karena tahu dia tidak punya kemampuan. Dia berkata tidak ingin mati tanpa perlawanan sedikit pun. Bukankah begitu, Akira?" ujar Petra.

"Yap benar sekali," ujar Akira.

Pak Tora lalu berpikir sejenak. Karena dia tahu mereka bertiga akan tetap pergi walau dilarang. Akhirnya pak Tora memperbolehkan mereka.

"Baiklah. Kalian boleh pergi! Cepat! Ayo kita bantu yang lainnya," ujar seru pak Tora.

"Osh!" seru mereka bertiga.

Mereka bertiga pun berlari menuju lapangan depan sekolah.

"Ini sedikit informasi untuk kalian. Sepertinya yang diincar dirinya adalah aku," ujar Akira.

"Kenapa begitu?" tanya Ruby.

"Draho itu bisa bertambah kuat dengan memakan remaja yang murni tanpa kekuatan sepertiku. Sepertinya dia bisa mendeteksi diriku," jawab Akira.

"Oalah. Kenapa semuanya menjadi merepotkan seperti ini?" ujar Petra.

Akira pun mengaktifkan pedangnya. Petra dan Ruby mulai mengumpulkan kekuatan mereka.

"Ayo kita lakukan seperti biasa, kawan!" ujar teriak Akira.

"Ya!" jawab seru mereka.

Mereka bertiga pun mulai bergerak membantu yang lain. Akira memimpin kelompoknya.

"Petra! Kamu serang kakinya!" ujar suruh Akira.

"Baik! Streak fire ball!!" Petra langsung mengeluarkan bola api beruntun mengarah ke kaki Draho.

"Ruby, kamu serang matanya dengan air yang kuat!" ujar suruh Akira.

"Siap! Water blade!" Ruby mengeluarkan bilah-bilah air yang sangat tajam mengarah ke mata Draho.

Serangan dari Petra dan Ruby menghasilkan ledakan yang cukup besar. Setelah asapnya menghilang, mereka semua terkejut. Karena melihat Draho yang sama sekali tidak bergeming.

"Ruby. Sepertinya ini sudah saatnya kita untuk menggunakan itu," ujar Petra.

"Kamu benar. Ayo kita lakukan," jawab Ruby.

"Hei. Apa yang kalian berdua maksud?" tanya Akira.

"Ini adalah teknik rahasia keluarga kami. Kekuatan kami walau bertolak belakang, tapi cara kerjanya masih sama. Ini merupakan peningkatan instan kekuatan kami ketingkat selanjutnya. Tapi ini hanya akan bertahan sementara saja," jawab Petra.

"Ya sudah. Tunggu apa lagi. Lakukan segera," ujar Akira.

"Tapi kami butuh waktu. Tolong jaga kami dalam waktu 5 menit saja," ujar Petra. Mereka berdua pun mulai mengumpulkan kekuatan.

"Ok siap," jawab Akira.

"Goaar!" Draho mengaum.

Dia melihat ke arah Akira lalu mencongkel tanah yang dia jadikan batu. Kemudian melemparkannya ke arah Akira.

Akira langsung menerjang batu itu dan menebasnya berkali-kali hingga menjadi serpihan.

Yang lain sedang menghentikan dan menahan pergerakan Draho agar tidak berjalan.

Akira yang melihat dia tidak bisa berjalan. Mulai berlari ke arahnya sambil mengangkat pedangnya.

Saat Akira ingin menebas kakinya. Akira malah terpental karena sangking kerasnya kulit Draho.

Boom! Ledakan terjadi pada Petra dan Ruby.

"Petra, Ruby!" seru Akira.

"Hehehe. Akhirnya selesai juga. Maaf sudah menunggu, Akira." ujar Petra dengan matanya yang berwarna biru menyala layaknya api biru.

"Kamu terlihat semakin keren saja, Petra." ujar Ruby. Ruby pun matanya menjadi biru tua layaknya sedingin es.

"Oh terima kasih banyak, sayang?" jawab Petra.

"Oi-oi! Kalau mau ngebucin nanti saja. Sekarang pergi sana. Aku mau istirahat dulu," Akira duduk dipojokkan beristirahat sambil melihat pertarungan.

"Elemen api biru! Magma rock!" Petra mengeluarkan batu magma dan menjadikannya sebagai pijakan dan dia terbang menggunakan magma rock bertenaga api.

"Elemen es! Ice rock!" Ruby mengeluarkan batu es dan menjadikannya pijakan yang bertenaga air.

"Waw! Sekarang mereka bisa terbang! Jadi itu kekuatan baru mereka. Keren sekali!" ujar Akira antusias.

Petra dan Ruby mengelilingi Draho. Lalu mereka mulai menyerang.

"Elemen es! Ice trap!" Ruby mengeluarkan es yang membukukan kaki Draho. Membuat kaki Draho terjebak.

"Elemen api biru! Blue flame!" Petra mengeluarkan serangan kobaran api biru yang sangat panas kepada Draho.

"Goaarr!" Draho meraung kesakitan.

Akira terkejut. "Itu berkesan padanya! Kalau begini aku tidak boleh kalah!" Akira berdiri dan mulai berlari sambil mengangkat pedangnya.

"Ruby! Beri aku pijakan!" ujar Akira.

"Aku mengerti!" jawab Ruby.

Akira pun mulai melompat ke atas menggunakan pijakan es yang dibuat oleh Ruby.

Akira terus melompat untuk mengincar kepala Draho. Namun sebelum sampai ke kepala Draho. Draho mengibaskan ekornya dan membuat pedang Akira terpental jauh.

"Wah ini gawat!" Akira panik.

Draho mengayunkan tangannya untuk menyerang Akira.

"Akira!" Petra dan Ruby berteriak.

Hah, andai saja aku punya kekuatan. Pasti aku tidak akan mati seperti ini. Untuk terakhir kalinya. Aku ingin memegang pedang yang sangat kuat untuk menebas bajingan ini sekali saja. pikir Akira membayangkan sebuah pedang di tangannya.

Lalu tiba-tiba ada sebuah aura yang menyebar di tubuh Akira.

Perasaan apa ini? Kenapa tubuhku rasanya segar kembali? Kenapa di sekitarku menjadi lambat? Akira terkejut.

Lalu aura itu mulai mengalir ke tangan kanan Akira dan membentuk sebuah pedang.

"Ha? Apa ini? Apakah ini pedang? Tapi kenapa bentuknya berbeda. Ini lebih terlihat seperti energi yang membentuk menjadi pedang. Apakah ini kekuatanku? Ah itu tidak penting. Ini saatnya bergerak!" ujar Akira. Lalu tiba-tiba semuanya kembali bergerak.

Akira pun refleks langsung menahan serangan Draho menggunakan kekuatan barunya.

"Goar!" malah tangan Draho yang tersayat karena pedang energi Akira.

"Apa yang terjadi?" Ruby dan Petra memperhatikan seksama dan terkejut.

"Akira! Apa yang kamu pegang itu?" tanya Petra.

"Entahlah. Sepertinya ini kekuatan baruku" jawab Akira.

"Wah selamat kawan! Sekarang mari kita habisi dia!" ujar Petra.

"Loh kok, heh? Kenapa ini?" Petra dan Ruby mulai lemas.

Aura kekuatan baru Petra dan Ruby mulai samar-samar.

"Akira. Sepertinya kekuatan kami akan habis. Gunakan kekuatan terkahir kami ini untuk membantumu!" ujar Ruby.

Petra dan Ruby lalu mendekati Akira dan memegang pundaknya. Mereka berdua mengalurkan kekuatan terkahir mereka pada Akira.

Akira pun semakin penuh dengan energi. Es pijakan Akira pun menghilang.

Akira langsung menggendong mereka berdua turun sebelum jatuh.

"Terima kasih kawan. Biar aku yang melindungi kalian kali ini. Semuanya mundur! Ini adalah pertarungan dengannya!" Akira memerintahkan untuk semua orang mundur.

Mereka semua pun karena kelelahan memilih mundur terlebih dahulu.

"Semuanya! Tolong salurkan energi kalian padaku! Percaya lah padaku. Aku akan menghabisinya" ujar Akira meyakinkan mereka.

Mereka semua pun menyalurkan energi mereka pada Akira.

Sekarang Akira sudah penuh dengan energi yang sangat melimpah.

Akira kemudian menyalurkan semua kekuatannya ke pedangnya. Kemudian berlari dengan sangat kencang menaiki tubuh Draho.

"Ini akan menjadi serangan terkahirku! Semuanya percaya padaku!" Akira melompat ke atas kepada Draho dan mendarat kepalanya sambil menancapkan pedangnya ke kepala Draho.

"Rasakan ini! Hiaah!" Akira mengeluarkan ledakan energi ke Draho.

"Goaarrr!!!!" seluruh ledakan energi menyambar ke tubuh Draho. Dan membuat Draho seketika menjadi butiran debu.

Akira pun karena sudah mengeluarkan semua kekuatannya menjadi lemas dan akan terjatuh dari atas. Sebelum terjatuh. Orang-orang sudah bersiap menangkap Akira.

Petra dan Ruby langsung menghampiri Akira yang sangat lemas.

"Waw itu tadi hebat sekali kawan. Kekuatan barumu sangat kuat. Sekali serang, kelas S pun langsung tewas," ujar Petra memuji Akira.

"Hahaha. Itu tidak mungkin terjadi tanpa bantuan kalian. Namun. Aku berterima kasih karena kalian mau menjadi temanku sampai saat ini. Terima kasih banyak," ujar Akira tersenyum.

"Tenang saja. Kita akan selalu berteman selamanya," ujar Ruby.

"Aku senang kalau begitu. Biarkan aku tidur sebentar," Akira lalu menutup matanya.

Kring-kring! suara alarm jam berbunyi.

"Hah? Sudah malam? Aku ketiduran ya?" aku baru sadar ternyata aku tertidur setelah pusing memikirkan ide cerita untuk novelku yang selanjutnya.

Lalu aku melihat tvku yang sedang menyala dengan film fantasi yang aku tonton.

"Waw! Tadi itu mimpi yang sangat hebat. Tapi sepertinya aku terlalu banyak menonton film fantasi," ujarku.

Lalu ada telefon yang masuk.

"Ya halo?" Editor novelku yang ternyata menelfonku.

"Bagaimana? Apakah kau sudah mendapatkan ide cerita yang baru?" tanya editorku.

Lalu aku pun tersenyum.

"Tentu saja sudah. Tadi aku mendapatkan ide yang sangat menakjubkan dari mimpiku yang random dan aneh," jawabku.

"Wah baguslah. Kalau begitu apakah kau sudah memikirkan judulnya?" tanya editorku.

"Judulnya ... "The power of us' " jawabku sambil memandangi bintang malam di luar.

Baiklah semuanya. Terima banyak karena sudah membaca novelku ini sampai tamat. Maafkan aku bila ending novelku ini sangat tidak memuaskan dan terlalu terburu-buru. Namun inilah ending yang bisa aku berikan kepada kalian semua.

Ngomong-ngomong. Sampai jumpa di lain kesempatan. Bye-bye!