Kepulangan anak dan menantunya, membuat Aleena merasa sedikit terpukul karena dia tahu mereka sangat jarang kumpul seperti ini. Tapi bagaimana lagi, lebih memilih mereka yang pergi daripada harus kena pukul suaminya yang memang punya temperamen buruk.
"Ayolah, Gam. Kamu nggak usah khawatir nasib mama, dari dulu mama sangat setuju kamu memilih siapapun."
Karissa tersenyum menyunggingkan bibirnya. Dia merasa sudah mendapatkan salah satu restu dari orangtua Agam. Mungkin, restu lain masih butuh waktu. Memang sih, tambah hari ini dia belum bertemu dengan wanita yang akan dijodohkan oleh Agam.
Tapi, Agam tidak akan pernah mau pergi selangkah pun karena dia tahu kalau papanya pasti akan berbuat kasar kepada mamanya. Aneh, sebenarnya apa sih yang dipikirkan oleh pria itu sampai-sampai yang ada di pikirannya hanya soal jabatan dan kekuasaan tanpa memikirkan kebahagiaan keluarga yang sebenarnya adalah kebahagiaan paling utama.