Tidak bisa dibiarkan. Sampai kapan pun, apa yang diinginkan Karissa harus tercapai. Jujur, siklus hidupnya memang terlihat sempurna. Tapi nyatanya, sejujurnya dia tidak pernah sebahagia itu. Ya, ada rasa yang sampai sekarang membusuk dan lumutan.
"Lu tahu sakit gak sih, nenek lampir. Gila ya! Gen, ini gak bisa dibiarin ya! Dia ambil minuman gue it's okey, cuma minuman boba aja, meskipun itu adalah minuman kesukaan gue. Tapi hey, kalian lihat kan, Karissa jambak rambut gue. Ke salon tuh pakai duit, goblok. Enggak cuma pake senyuman manis doang."
Banyak orang yang mengiyakan pernyataan Jelita. Lantaran mereka memang jadi saksi atas gilanya tingkah Karissa. Ya, dia memang jatuh cinta dengan Genta, dan sialnya semesta sepertinya tidak setuju dengan keduanya.
"Cukup, ya Jelita. Lu disukai banyak orang di sini. Banyak yang care sama lu. Bisa gak sih kasih satu kesempatan gue bisa berdua sama Genta sekali aja, hah!"