Tubuh Nessa terasa lelah sekali, ia mulai meregangkan ototnya. Sepertinya sendi-sendi tulangnya terasa patah.
"Sudah bangun rupanya, aku sudah menyiapkan sarapan spesial untuk mengembalikan tenagamu, Nessa," sepagi ini Ree sudah rapi dengan balutan tuksedonya, ia sengaja bangun pagi demi melihat reaksi Nessa saat bangun.
Dugaannya benar, perempuan yang sudah melepaskan masa keperawanannya kini tengah menatapnya heran. Mata Nessa membola dan langsung menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut, apa yang sebenarnya terjadi di antara dirinya dan pria yang sedang duduk di sofa?
"Manis, tak usah kau tutupi. Aku sudah hafal bentuk dan rasanya. Tak usah malu-malu denganku."
Glek. Apa tadi? Maksudnya Nessa sudah tidur dengan pria asing itu. "Kau siapa, Om?"
Ree agak tersinggung mendengar Nessa memanggilnya dengan embel-embel 'Om', memangnya dia setua itu?